Langit malam itu gelap tanpa bintang. Seorang pria terdiam di depan sebuah pertanian. Pandangannya kosong. Menatap hilang pada tumpukan apel dalam keranjang-keranjang yang tertata rapi.
Ia merogoh saku dalam jubah usangnya. Meraba sebuah bungkusan kecil yang tak kalah usang. Dua keping koin kecil bergulir ringan di jarinya. Sepuluh reamur.
Ia mengeluarkan lagi tangannya dari balik jubah. Dahinya mengernyit seiring dengan bunyi raungan dari perutnya.
Ia memalingkan wajahnya dan berbalik dengan gontai. Kakinya melangkah lirih. Berusaha untuk tidak menatap balik. Kemudian merogoh salah satu benda yang menyembul di balik jubahnya.
Pria itu terduduk lemas di bawah pohon. Suara alunan melodi mulai terdengar saat hembusan nafasnya merasuk dalam ocarina yang sudah ada di depan bibirnya.
Malam bertambah larut, langit semakin gelap. Pandangan pria itu pun semakin kabur.